Popular Post

Archive for November 2013

Citra Satelit

By : Unknown


Citra Penginderaan Jauh merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Dalam bahasa Inggris, citra adalah image atau imagery, batasannya adalah : 
a.         Image adalah gambaran suatu obyek atau suatu perujudan, umumnya berupa peta, gambar, atau foto. 
b.          Imagery adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan alat penginderaan jauh. 
Citra merupakan gambaran dua dimensional yang menggambarkan bagian dari permukaan bumi, hasil dari perekaman sensor atas pantulan atau pancaran spektral objek yang disimpan pada media tertentu (Danoedoro, 2001). Klasifikasi citra dapat dilakukan secara manual (visual) maupun secara digital. Klasifikasi secara manual dilakukan dengan bertumpu pada kenampakan pada citra, seperti misalnya rona atau warna, bentuk, ukuran, tinggi atau bayangan, tekstur, pola, letak atau situs dan asosiasi dengan obyek lainnya. 
Klasifikasi secara digital dapat dilakukan dengan bantuan komputer, dan biasanya bertumpu pada informasi spektral obyek (yang diwakili oleh nilai pixel citra) pada beberapa saluran spektral sekaligus. Oleh karena itu, klasifikasi secara digital sering disebut sebagai klasifikasi multivariat atau klasifikasi multispektral.
  1. Citra foto
  •  Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunkan, citra foto dibagi menjadi:
-      Foto Ultraviolet
Foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini ialah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29μm.
-       Foto Ortokromatik
Foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4μm – 0,56μm).
-       Foto Pankromatik
Foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak.
-       Foto Inframerah asli (True Infrared Foto)
Foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang 0,9μm – 1,2μm bagi film infra merah dekat yang dibuat secara khusus.
-       Foto Inframerah modifikasi
Foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
b.      Sumbu kamera
Berdasarkan sumbu kamera terhadap arah permukan bumi, foto udara dibedakan menjadi:
-       Foto Vertikal
Foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
-     Foto Condong
Foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 0 atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1 0 sampai 4 0, foto yang dihasilkannya masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong dibedakan menjadi dua yaitu:
-          F Foto sangat condong (high oblique photograph), yakni bila pada foto tampak cakrawalanya.
-          F Foto agak condong (low oblique photograph), yakni bila cakrawala tidak tergambar pada foto.
c.         Sudut liputan kamera
d.        Jenis kamera
Berdasarkan kamera yang digunakan di dalam penginderaan, citra foto dapat dibedakan menjadi:
-       Foto Tunggal
Foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
-       Foto Jamak
Beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.
e.         Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan foto dibedakan atas :
-       Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna.
Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
-       Foto warna asli (true color)
-       Foto pankromatik berwarna.
2.         Citra Nonfoto
a.         Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto dibedakan :
-            Citra inframerah termal, Citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal
-            Citra radar dan citra gelombang mikro
-            Citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro
b.         Sensor
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas :
-            Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal
-            Citra multispektral, Citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral pada umumnya dibuat dengan saluran sempit (Anonim,2011).

INTERFACE PERANGKAT LUNAK ER MAPPER 7.0

By : Unknown

Penginderaan jauh (remote sensing) merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang di peroleh dari jarak jauh dengan mengunakan sensor (Danoedoro, 2001). Data yang diperoleh dari penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya, gelombang bunyi atau energi elektromagnetik. Sebagai contoh grafimeter memperoleh data dari variasi daya tarik bumi (gravitasi), sonar pada system navigasi memperoleh data dari gelombang bunyi dan mata kita memperoleh data dari energi elektromagnetik. Data yang diperoleh itu dikelola dan akan digunakan untuk kepentingan tertentu. Salah satu pemanfaatan data indera jarak tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Citra yang diperoleh melalui pengindraan jauh merupakan data dasar atau input yang selanjutnya diolah dan disajikan oleh sistem informasi geografi. Posisi data dalam citra pengindraan jauh dapat dikoreksi kembali dalam sistem informasi geografi. Dengan demikian, integrasi antara data pengindraan jauh dengan system informasi geografi akan memperoleh informasi yang optimal sebagai data pemanfaatan wilayah (Avery, 1970). Penginderaan jarak jauh sangat bermanfaat dalam membantu proses pengukuran, penelitian dan pengelolaan suatu sumberdaya bumi dengan menggunakan konsep interpretasi foto udara, fotogeometri, interpretasi citra dari sensor non fotografi baik secara visual maupun menggunakan teknik pemprosesan citra digital. Sehingga dapat mempermudah dalam pengumpulan data dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek, daerah maupun fenomena yang diinginkan.

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990). Penginderaan jauh dapat diberi batasan sebagai alat untuk mengetahui, mengenali, dan menilai obyek dengan cara perabaan dari jauh atau dengan alat rekaman. Suatu alat teleskop astronomi, suatu kamera udara di dalam pesawat jet supersonic, atau suatu instalasi sonar di dalam sebuah kapal selam semuanya merupakan bentuk-bentuk alat penginderaan jauh. Kelelawar malam hari mempergunakan suatu teknik penginderaan jauh untuk mencari jalan pada waktu terbang di dalam gelap, suatu asas yang serupa dipakai di dalam perlengkapan radar. Alat penginderaan jauh juga meliputi berbagai satelit yang mengorbit bumi yang menjadi semakin tambah bermanfaat sebagai mimbar untuk mendapatkan berbagai macam gambar udara baik yang berupa gambaran fotografis maupun yang bukan fotografis. Penekanan penginderaan jauh diletakkan pada penafsiran tentang gambar yang diperoleh dari sensor infra merah atau “thermal mappers” (pembuat peta thermal), dari peralatan radar di udara atau dari penerbangan-penerbangan ruang angkasa yang mengorbit (Avery, 1970). Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat pengindera atau alat pengumpul data yang disebut sensor. Data penginderaan jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Proses penerjemahan data menjadi informasi disebut analisis atau interpretasi data dan analisis data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik, dan data lapangan. Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data, analisis data hingga penggunaan data disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001).


ER Mapper merupakan salah satu software komputer yang telah terbukti banyak digunakan baik kalangan pemerintah maupun swasta, hal ini dapat dimaklumi karena pada awal peluncurannya yaitu pada versi 5.0 ER Mapper telah menyajikan kemampuan pengolahan citra yang cukup lengkap (Purwadhi, 2001).
Keunggulan ER Mapper, antara lain:
§  Mampu untuk mengolah sebagian citra penginderaan jauh,
§  Mampu mengimpor data citra yang tidak dikenal sekalipun,
§  Didukung lebih dari 100 kompatibilitas pencetakan citra,
§  Sangat mudah digunakan untuk tujuan analisis sekalipun oleh user pemula,
§  Dapat digunakan secara cepat untuk lebih dari 130 aplikasi khusus,
§  Tersedia lebih dari 160 Sangat mudah digunakan untuk tujuan analisis sekalipun oleh user pemula,
§  Dapat digunakan secara cepat untuk lebih dari 130 aplikasi khusus,
§  Tersedia lebih dari 160 formula atau algorithma matematis pengolahan citra sehingga pengguna tidak perlu berfikir dan menulis lagi algorithma yang rumit bagi pemula,
§  Realtime processing, pengolahan langsung dapat dilihat hasilnya tanpa menyimpannya di media terlebih dahulu
Pembuatan mosaik citra yang sangat mudah baik untuk citra satelit juga citra foto udara,
§  Data yang berbeda dapat ditampilkan bersamaan bahkan saat diproses,
§  Penyusunan model 3D dari citra sehingga lebih tampak seperti kondisi aslinya di lapangan.
Konsep Algoritma adalah salah satu keunggulan ER Mapper. Selain itu, beberapa kekhususan lain yang dimiliki ER Mapper adalah :
-          Didukung dengan 130 format pengimpor data
-          Didukung dengan 250 format pencetakan data keluaran
-          Visualisasi tiga dimensi
-          Adanya fasilitas Dynamic Links
Selain kelebihan-kelebihan di atas, ER Mapper memiliki keterbatasan, yaitu
1.      Terbatasnya format Pengeksport data
2.      Data yang mampu ditanganinya adalah data 8 bit (Anonim,2011).
 

- Copyright © Oceanography - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -